Kamis, 15 Februari 2018

Ladies, Kenali 5 Mitos Tentang Kanker Serviks yang Wajib Kamu Ketahui

Selain kanker payudara, ada kanker lain yang sering juga mengancam wanita, yakni kanker serviks. Menurut cara meninggikan badan Epidemiologi dan Pencegahan Kanker Serviks di Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam, setidaknya ada 15.000 wanita Indonesia yang terinfeksi kanker serviks setiap tahunnya. Setiap wanita memiliki risiko kanker serviks sehingga pengetahuan tentang kanker serviks menjadi dasar penting bagi wanita. Namun sayang, informasi tentang kanker serviks sering diwarnai dengan mitos dan kesalahan. Apa mitos yang salah tentang kanker serviks, dan bagaimana dengan fakta?

Mitos 1: Saya tidak pernah merasa buruk di daerah V, jadi saya aman terkena kanker serviks.

Padahal, perkembangan sel abnormal pada penderita kanker tidak menunjukkan gejala apapun. Karena itu, skrining untuk kanker serviks sangat diperlukan, meski saat ini Anda tidak merasakan gejala apapun. Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pencegahan primer melalui vaksin HPV, dan pencegahan sekunder melalui skrining.

Untuk vaksinasi terhadap HPV, semakin cepat selesai, hasilnya akan maksimal. Vaksin HPV akan merangsang pembentukan respon kekebalan tubuh, sehingga menciptakan perlindungan terhadap kanker serviks.

Mengenai deteksi kanker serviks, menurut National Cancer Institute, ada dua bentuk: tes Papanicolaou atau tes Pap dan tes HPV. Tujuan utama Pap smear adalah untuk mendeteksi adanya atau tidak adanya pertumbuhan sel abnormal yang bisa berubah menjadi kanker jika perawatan tertentu tidak diberikan.

Tes Pap mengidentifikasi perkembangan sel abnormal sebelum menjadi kanker. Sedangkan tes HPV (human papilloma virus) digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya jenis virus papiloma manusia yang berisiko tinggi terkena pertumbuhan sel abnormal pada sel serviks. Tes ini dapat mendeteksi infeksi HPV yang menyebabkan kelainan seluler, bahkan sebelum kelainan seluler dapat terlihat dengan jelas.

Dengan mengetahui terlebih dahulu, Anda bisa mengetahui bahwa kondisi kesehatan Anda lebih aman, dan jika pertumbuhan sel abnormal terdeteksi, maka pengobatan akan lebih mudah dilakukan pada tahap awal atau bahkan saat masih prekanker.

Mitos 2: Jika seorang ayah menderita kanker serviks, itu juga akan mempengaruhi saya

Padahal, beberapa jenis kanker yang sering terjadi pada wanita seperti kanker payudara dan kanker ovarium dapat diturunkan dari orang tua ke anak. Tidak seperti kanker serviks, infeksi HPV memicu penyakit ini, jadi cara terbaik untuk melindungi anak Anda dari kanker serviks adalah memastikan mereka mendapatkan vaksinasi terhadap HPV.

Mitos 3: Kanker serviks selalu berakhir dengan kematian

Padahal, sebelumnya skrining dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks, semakin lama harapan hidup. Orang yang didiagnosis menderita kanker serviks pada tahap awal memiliki harapan hidup hingga 92%. Skrining rutin akan membantu memastikan bahwa kanker serviks terdeteksi pada tahap awal yang dapat diobati.

Masalah yang paling umum adalah kebanyakan orang tidak mengevaluasi kondisi awal, yang membuat kanker serviks akhirnya terdeteksi saat stadium kanker telah menyebar dan sulit diobati.

Mitos 4: Kanker serviks tidak bisa dicegah

Sebenarnya, manfaat lari pagi perjalanan onset kanker biasanya memakan waktu bertahun-tahun, tidak seketika kanker, jadi masih mungkin untuk mencegahnya. Padahal, kanker serviks adalah satu-satunya kanker yang bisa dicegah.

Kanker serviks dipicu oleh beberapa faktor, namun penyebab utamanya adalah infeksi HPV. Oleh karena itu, untuk mencegah kanker serviks, perlu melakukan tindakan pencegahan terhadap infeksi HPV dengan melakukan vaksinasi terhadap HPV.

Anda juga dapat melakukan beberapa hal sederhana untuk membantu mencegah kanker serviks, yaitu,

Hindari merokok
Hindari mengubah pasangan dalam hubungan seksual
Hindari berhubungan seks sejak usia dini
Jaga agar sistem kekebalan tubuh Anda tetap sehat dan berolahraga secara teratur
Mitos 5: wanita yang pernah menderita kanker serviks tidak dapat memiliki anak

Padahal, penderita kanker serviks yang terdeteksi dini dan masih dalam tahap awal, tetap berharap bisa memiliki anak. Penderita kanker serviks biasanya menjalani histerektomi (pengangkatan rahim) dan / atau kemoterapi dan terapi radiasi ke daerah pelvis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Waspadai 5 Bahan Kosmetik Berikut yang Dapat Membahayakan Kulit

Sebagai bagian dari perawatan tubuh, kami sangat memahami pentingnya apa yang digunakan dalam tubuh kita. Termasuk apa yang kita gunakan di ...